Senyum saya merekah lebar sekali ketika melihat salah satu sahabat saya, Rosa Dahlia profilnya ditampilkan di sebuah majalah remaja. Sepanjang perkawanan saya dengan Rosa, dia memang layak mendapatkannya, ditampilkan oleh media atas apa yang dilakukannya. Bahkan seharusnya sudah dimuat sejak beberapa tahun yang lalu.
Saya kenal dengan Rosa tahun 2011, kami sama-sama orang Magelang kebetulan terpilih menjadi salah satu dari 60 petualang ACI yang diadakan oleh Detik.com. Kala itu kami harus berkelana ke seluruh Indonesia, Rosa mendapat jatah menuju Binaiya, selama 12 hari ekspedisi dia tuntas mendaki Binaiya sampai tuntas.
Yang membuat bangga dari Rosa adalah apa yang dia dapatkan dari perjalanan tersebut. Rosa kembali sekali lagi ke Binaiya, kali ini membawa 1000 buku untuk anak-anak di sana. Rosa tak ubahnya suluh bagi anak-anak Binaiya, susah payah datang kembali demi pendidikan untuk mereka, tak minta balas kecuali harap agar anak-anak Binaiya lebih mengenal dunia.
Rosa yang tomboi ini suatu kali pernah menceritakan mimpinya, mengajar anak-anak. 2 tahun lalu dengan obrolan semi curhat, Rosa dengan berbinar matanya penuh sungguh dengan khayal masa depannya mengajar anak-anak, mungkin memang itu dunia Rosa.
Seharusnya Rosa bisa menjadi pembawa acara jalan-jalan, waktu itu dia sudah casting atau jika setidaknya dia menjadi seorang gadis dengan high-heels dan berdandan rupawan. Tapi Rosa adalah seseorang yang menukar high – heels dengan sepatu boots, menukar segala kenyamanan dengan daerah berdebu yang mungkin orang pun tak tahu di mana itu.
Suatu ketika Rosa memberi tahu saya dengan gembira, impiannya terlaksana. Rosa menjadi pengajar di sebuah SD di Kabupaten Lanny Jaya, sebuah Kabupaten muda di Papua sana. Rosa telah melaksanakan apa yang ia kejar dalam hidupnya, mengabdi untuk mengajar anak-anak di pedalaman.
Saya percaya Rosa bahagia dengan hidupnya sekarang, dalam chatting-chatting lewat facebook yang kadang-kadang, karena Rosa susah mendapat akses internet saya selalu merasa kawan saya itu tersenyum bahagia di Tanah Papua. Ceritanya tentang anak didiknya yang lucu dan cerdas, tentang bagaimana Rosa menjalani hidupnya di sana. Saya tahu Rosa sudah berkompromi dengan segala kekurangan fasilitas di sana dan justru menaklukannya.
Apa yang membuat Rosa begitu spesial? Sosok Rosa adalah sosok yang sepi dari hingar bingar, dalam setiap langkahnya Rosa tak banyak bicara, Rosa tidak membuat publikasi, Rosa juga enggan membuat keramaian. Rosa memberi tahu seseorang dia sedang berbuat sesuatu dengan apa yang ia kerjakan, Rosa mengajak orang-orang untuk turut serta dengan semua kerja tulusnya.
Suluh adalah kata yang tepat sebagai metafor untuk Rosa. Suluh itu punya semangat menyala-nyala, saya selalu merasa Rosa punya semangat yang sama dengan Bunda Teresa, semangatnya melampaui batas-batas kemanusiaan. Suluh itu seolah tak pernah redup, semangatnya menyalakan semangat orang-orang di sekitarnya, menggerakkan orang-orang di sekitarnya.
Rosa adalah suluh yang sesungguhnya di era modern. Di Papua sana, Guru adalah profesi yang dianggap orang suci, selain Dokter dan Pendeta. Rosa yang sederhana dengan pipi tirusnya, coklat sawo matangnya yang sekarang tampak makin legam melakukan sesuatu yang layak diganjar surga, mengenalkan ilmu tiada batas bagi pelita-pelita muda di Papua.
Rosa adalah sosok yang tak pernah padam, tumbuh besar dari jalanan dan belajar dari perjalanan. Maka sosoknya tak pernah berhenti berjalan, jalannya terang dan menerangkan. Saya hanya berdoa agar nyala itu selalu teguh dan tak pernah redup, agar nyala itu terus bertumbuh dan dia terus melakukan perjalanan yang mencerahkan orang banyak.
Kelak saya merasa Rosa menjadi orang yang akan besar dengan karya-karyanya. Dia masih muda, masih akan tumbuh berkembang dengan lebih baik lagi di jalannya. Biarlah Rosa mengabdi dengan caranya, biarlah Rosa menikmati hidup-hidupnya menjadi suluh yang sesungguhnya.
Saya kira, dalam satu fase Rosa telah berhasil. Orang-orang mendoakan Rosa, orang-orang terus mendorong Rosa, orang-orang tulus memberi semangat untuk Rosa. Maka saya pun demikian, dalam lirih tulisan ini saya mendoakan agar Rosa senantiasa diberi keselamatan dan terus diberikan ketegaran oleh Tuhan.
Jelang hari Kartini, saya kira Rosa adalah manifestasi sosok muda yang mengikuti jejak Kartini. Jika Kartini membuka selubung pendidikan bagi wanita Indonesia di era Hindia Belanda, Rosa memberikan nyala pendidikan bagi anak-anak Papua yang seolah ditinggalkan oleh negeri bernama Indonesia.
Rosa, teruslah berkarya, hanya satu pesanku untukmu, temukanlah ia yang kelak bisa mendampingimu selalu, meringankan bebanmu, meredakan tangismu dan teman berbagi selalu untukmu.
Selamat Paskah Rosa, Selamat Hari Kartini juga.
Tabik.
NB : Rosa mengabdi di Lanny Jaya sampai Juni ini, kabarnya dia akan terus di Papua untuk sementara karena oleh Pemda Lanny Jaya, Rosa masih dipercaya untuk mengajar di sana.
bahaya…..
salam buat Rosa ya..
salam balik mas. 😀
Woooww…sungguh sangat mulia…benar2 speechless sy….mudah2an masih banyak lg pemuda atao pemudi seperti mbak Rosa di Indonesia…krn Indonesia sgt butuh..butuh banget…Salutt…
amiiin…terima kasih sudah mampir. 🙂
untuk mbak Rosa, semoga Tuhan senantiasa melimpahkan kesehatan dan Rahmat-NYA, selalu dalam lindungan-NYA ….terus berjuang mencerdaskan bangsa……..saluut…..
🙂
saya ingat ketika kita berdiskusi sebelum Mba Rossa dan kawannya ke Papua/ Lanny Jaya waktu itu di tempat pelatihan gasing di samping Siloam,, Rossa kamu hebat dan aku bangga sekali seketika aku baca artikel ini,,, salut dengan dirimu Rossa kamu adalah Mother Teresa orang Papua…
see you..
🙂
Kereeen..
Salam buat Mba Rosa
salam balik katanya..
ijin post di blog saya boleh mas?
silakan mas.. 🙂
tulisan keren tentang tokoh keren oleh pemulis yang keren pula. mantapjayaaaaa… sukses versi kalian masing-masing, se-ma-ngaaaaaat, Kakak! 😀
ayo semangat!
Sungguh hatinya saya yakin begitu tegar dengan berbagai insiden2 yang menimpa ranah cenderawasih saat ini, semoga dia tetap kuat dan hebat, salam buat mbak Rosa om.. 🙂
betul om rifqy..Rosa adalah sosok yang luar biasa..
salam sudah disampaikan. 🙂
Aku merinding baca tulisan ini. Di saat manusia beramai-ramai mengincar harta sampai sikut-sikutan, Rossa mengambil jalan yang sangat berbeda dari manusia kebanyakan untuk mengajar anak-anak di pedalaman.
Semoga Rossa selalu dilindungi oleh Yang Maha Kuasa dalam setiap langkah kebaikan yang dilakukannya.
Salam hangatku untuk Rossa, kak Efener 🙂
Sosok yang luar biasa memang Kak. 🙂
Salam sudah disampaikan.
good job…sukses buat temenq sma ini….semoga menjadi contoh buat semuanya , aamiin
amiiiin..
kecantikan yang sesungguhnya, salam manis untuk dik Rossa…
Salam Balik Mbak. 🙂
Temen semasa SMA ane dulu itu haha… Temen deket malahan, kayake masih ttp tomboi kaya dolo hahaha… But god job my friend. Lanjutkan dan ttp semangat…
:’)
sy nangis dan rasa suka senang bangga ketika membaca tulisan ini,dia seorang wanita yg luar biasa dgn talenta yg sangat mulia..Rosa Dahlia YOU ARE THE BEST,salam manis dan salam satu darah satu saudara dari tanah animha..merauke….