DSCF4901.resized

Dalam banyak hal, Manila dan Jakarta adalah anak kembar yang hidup terpisah. Suasananya sama, postur orang-orangnya juga sama, ritme hidupnya sama, riuh rendahnya sama. Menatap Manila sama saja dengan menatap Jakarta, melihat Manila sama dengan bercermin pada Jakarta.

Saya tiba di Manila jelang tengah malam, begitu keluar dari bandara yang ada adalah ramainya jalanan. Kota ini sama seperti kota-kota besar lainnya, tidak tidur, bernyawa dalam 24 jam. Menuju hotel yang tak sampai lima kilometer, saya terjebak macet panjang. Ada pembangunan jalan layang dari bandara ke kawasan kota.

Lihat, sama juga kan dengan Jakarta? Sama macetnya, sama penyebabnya, pembuatan jalan layang.

Malam hari di Manila
Malam hari di Manila

Dalam perjalanan, selintas saya melihat struktur kota Manila, strukturnya acak. Pusat kotanya terbagi-bagi dalam beberapa bagian. Pada beberapa bagiannya ada bangunan megah, dibaliknya ada rumah-rumah warga. Pada beberapa bagian lainnya bangunan menjulang tinggi, di seberangnya bangunan berdempetan yang berderet rapat mengepung.

Itulah mengapa saya suka Manila, saya cinta suasananya, karena saya merasa seperti bernafas di Jakarta. Menjejakkan kaki di Manila tidak seperti berjalan di tempat baru, tidak harus merasa asing. Saya justru merasa sudah akrab dengan Manila, walaupun untuk perjumpaan pertama.

Senyum orang Manila. mereka adalah tukang tambal ban / vulcanizing shop di Manila
Senyum orang Manila. mereka adalah tukang tambal ban / vulcanizing shop di Manila

Orang-orang lalu lalang dengan senang, senyum di mana-mana. Habitnya sama dengan orang-orang Indonesia, senang berkumpul, senang bergosip juga mungkin, orang-orang Manila juga sangat nasionalis, sangat bangga pada diri mereka sendiri. Dalam satu hal mereka sangat membanggakan dua orang, pertama Jose Rizal, kedua Manny Pacquiao.

Jose Rizal adalah pahlawan besar orang Filipina. Patungnya berdiri megah sekali di jantung Kota Manila, orang besar inilah yang membawa Filipina dalam kemerdekaannya. Orang-orang Manila menghormat padanya.

Saking besarnya bahkan ada yang menganggap Jose Rizal adalah tuhan. Mereka memuja Jose Rizal, berdoa untuk Jose Rizal atas jasa-jasanya pada Filipina. Agama baru ini bernama Rizalista, penganutnya sekitar seratus ribu orang sekarang dan menganggap Jose Rizal adalah bagian dari trinitas. Mereka punya Gereja sendiri, kitab sendiri, ritus agama mereka sendiri. Hari kelahiran Jose Rizal adalah hari raya mereka. Menarik, Jose Rizal lebih dari sekedar dikultuskan, tapi juga dituhankan.

Sementara Manny adalah pahlawan Filipina di masa sekarang. Di Manila baliho iklan bergambar Manny ada dimana-mana. Baliho untuk beragam produk, mulai produk asuransi sampai jasa leasing. Jika ada berita sedikit tentang Manny maka akan muncul di headline koran-koran di Filipina. Sosok Manny memang tak sekedar pahlawan, bagaimana ia bangkit dari kaum papa menjadi seorang petinju yang sukses memang menjadi panutan bagi orang-orang Filipina.

Mamak-mamak Manila yang sedang bergosip
Mamak-mamak Manila yang sedang bergosip

Orang Filipina senang berkumpul, apabila menelusuri kawasan pemukiman di Manila maka amat mudah ditemui orang-orang yang berkumpul, nongkrong, bercengkerama. Mirip di Indonesia, mereka juga ramah terhadap orang asing. Kecuali di kawasan tertentu, orang-orang Manila senang difoto, mereka bahkan akan memanggil-manggil jika ada yang menenteng kamera.

Infrastruktur dibangun dengan cepat, ada proyek raksasa yaitu pembangunan jalan layang yang akan menghubungkan Manila dengan provinsi tetangga. Pemerintah juga membangun jalur rel baru, sementara itu MRT dan LRT terus ditingkatkan kualitasnya.

Beda Manila dan Jakarta memang pada keberadaan MRT dan LRT, Manila sudah membangun embrio sistem ini sejak tiga dasawarsa silam. Konon, lawatan Imelda Marcos ke Eropa yang membuat Imelda kemudian meminta Manila membangun MRT versi mereka sendiri, tiga dasawarsa silam. Dalam soal transportasi massal, Jakarta harus belajar sebentar pada Manila.

Jeepney melintas di jalanan Manila
Jeepney melintas di jalanan Manila

Transportasi massal di Manila memang banyak jenisnya, bagusnya mereka memberi ruang untuk angkutan legendaris yang sudah ada sejak berakhirnya Perang Dunia II, Jeepney. Karena sudah menjadi simbol, Jeepney difungsikan sebagai shuttle atau angkutan pengumpan. Dari daerah-daerahΒ  pemukiman menuju MRT atau LRT Station atau antar daerah yang tidak dijangkau angkutan massal.

Tarif Jeepney tidak pasti, tergantung jauh dekat, paling murah 8 Peso. Paling mahal tergantung sopirnya. Naik Jeepney pastilah harus menunduk, selain itu akan berguncang-guncang karena getaran mesinnya.

Pemerintah tidak menghentikan Jeepney, mereka sadar Jeepney adalah identitas nasional, menjadi legenda dan simbol Filipina. Bahkan sampai ada pabrik untuk Jeepney, mesin-mesin didatangkan dari Jepang sementara bodi Jeepney dirakit di Filipina. Tampaknya mempertahankan JeepneyΒ  adalah usaha untuk menjaga warisan masa lalu dan nostalgia masyarakat Filipina.

Jalan layang di Manila
Jalan layang di Manila

Di awal saya bercerita soal kemacetan di Manila, memanglah benar, kemacetan di Manila sebiadab di Jakarta, levelnya sama. Motor bersliweran di antara mobil dan truk-truk besar. Hanya saja orang Manila sedikit lebih tertib, sedikit masih mau mematuhi lampu merah.

Jika lampu merah, mendadak pedagang asongan muncul. Mereka menawarkan jasa membersihkan kaca depan, menawarkan kacang dan minuman dingin, ada juga pengemis. Di setiap lampu merah ada, di setiap perempatan ada pedagang asongan.

Sistem lalu lintas di Manila tidak dalam pengawasan Polisi. Pemerintah Manila membentuk departemen khusus lalu lintas. Tanggung jawab lalu lintas Manila ada pada Traffic Enforcer, para petugas yang khusus mengatur lalu lintas. Berseragam biru tua, merekalah yang berhak atas pengaturan lalu lintas di Manila.

Terkadang para traffic enforcer ini mirip rubah, tiba-tiba datang dan menangkap yang bersalah. Jika ditilang maka pengendara yang melanggar akan diberikan surat tilang, SIM ditahan lalu kemudian diminta mengambilnya di kantor departemen lalu lintas dengan membayar denda tilangnya. Para Traffic Enforcer adalah penguasa jalanan Manila yang sesungguhnya.

Sayangnya terkadang Traffic Enforcer ini melampaui batas, terkesan mencari-cari kesalahan dan menjebak para pengendara. Itulah mengapa orang-orang Manila terkadang sebal dengan keberadaan Traffic Enforcer di jalan raya.

Sisi lain Manila
Sisi lain Manila

Jalanan di Manila memang rumit, selain macet, percabangannya juga seperti labirin. Maklum, Manila adalah kota besar yang terintegrasi. Jika kita bicara Manila maka kita merujuk pada Metro Manila.

Pemerintah Filipina memang membangun Manila sebagai kota yang terintegrasi, Metro Manila adalah kota yang merupakan gabungan dari 16 kota yang saling berkaitan. Konsepnya sama dengan Jabodetabek, bahkan Metro Manila ini sudah dibentuk sejak Jabodetabek belum lahir. Dan setiap kota yang ada di Metro Manila memiliki kekhasan, seperti Makati untuk area bisnis, Manila City untuk kota lama dan area turisme, seperti itulah.

Area Manila Bay
Area Manila Bay

Melihat Manila adalah melihat manusianya, sangat humanis. Barangkali tidak akan ada bengunan megah atau kuil-kuil bersepuh emas. Menikmati Manila adalah menikmati kota yang apa adanya, kota yang tumbuh dengan manusianya. Kota yang jujur dengan kesemrawutannya, tidak ada yang ditutup-tutupi.

Sungguh menyenangkan saat menikmati Manila, saat melangkah di Manila saya seperti merasakan Jakarta di dalamnya.

Tabik.

Anak-anak Manila
Anak-anak Manila

NB : Perjalanan ke Filipina ini bisa terwujud atas dukungan dari maskapai Kesultanan Brunei Darussalam, Royal Brunei Airlines.

Web : Fly Royal Brunei

Twitter : @RoyalBruneiAir

Instagram : @RoyalBruneiAir

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

30 KOMENTAR

  1. Wah bener2 mirip banget sama Jakarta yah, mungkin cuma beda bahasa aja, tapi yang ga habis pikir, mereka mengagung-agung orang sampai di anggap tuhan sampai jadi agama baru….nice story.

  2. Benerr! Kalau boleh dibilang, manila ini sister of jakarta. Mulai dari kawasan elit, kawasan kumuh semuanya ada. Cuma mereka mulai belajar untuk berkembang dan maju sedikit demi sedikit. Kemaren ke malacanang palace enggak? Aku kalau ke manila, pengen mampir kesitu lagi πŸ˜€ Sejarahnya keren~

  3. Jeepney ibarat angkot di Indonesia ya πŸ˜€
    Rizalista diambil dari nama belakangnya Jose ya. Saking kagumnya, beliau dianggap menjadi Tuhan. Lumayan bikin bulu kuduk merinding πŸ˜€

    Traffic Enforcer, pedagang asongan, wajah2nya, keramahannya… Jakarta banget emang ya…

  4. saya punya banyak teman dari Philipina, membaca tulisan nya membuat saya mengerti sedikit tentang kota mereka. bravo, tulisannya excellent.

  5. ternyata gak jauh beda sama di Indonesia yah hehe. apalagi di jakarta πŸ˜›

    oiya mau share info nih ttg foto kontes yg diadakan oleh Hisense Indonesia.
    Nama kontesnya #HiContest.
    dimana disini bagi yg suka hunting foto2 either itu pemandangan, moment, dsb khususnya menggunakan kamera smartphone/tablet. hadiahnya jalan2 ke Bali dg total hadiah 225jt rupiah lho. for further info bisa di cek di bit.ly/HiContest .

  6. Yep, MRT dan LRT adalah pembeda utama Manila dengan Jakarta. Bahkan, dari yang kubaca, MRT LRT Manila adalah yang perdana di Asia Tenggara!

    Sungainya gimana, mas? Kalau nggak salah Pasig River sekarang juga sudah dibersihkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here