Saya selalu suka ke Jepang karena satu hal, ruang terbuka hijau yang melimpah. Tak hanya ruang terbuka hijau, taman-taman pun diintegrasikan dengan kebutuhan akan ruang publik bagi warganya. Kepedulian pemerintah Jepang terhadap kebutuhan ruang publik ditransformasikan dengan banyak taman, salah satunya ketika saya mengunjungi Moerenuma Park Sapporo, salah satu dari sekian banyak taman yang ada di Sapporo.
Orang Jepang dalam membuat taman tak hanya sekedar membaut tamannya saja, asal ada tanaman peneduh. Tidak, bukan seperti itu, taman di Jepang terkonsep dengan baik dari segi lanskap, luas, fasilitas sampai aksesibilitas. Taman memang sesuatu yang serius di Jepang, sejak ratusan tahun lalu para ahli taman di Jepang membuat taman-taman yang indah dengan ramuan estetis yang begitu menarik.
Moerenuma Park yang saya kunjungi memenuhi kriteria tersebut, dibuat dengan desain yang modern dan minimalis oleh arsitek yang terkenal di dunia arsitektur modern, Isamu Noguchi. Mengunjungi Moerenuma Park berarti mengunjungi masterpiece Isamu yang terakhir sebelum dirinya meninggal dunia.
Saya langsung terpaku dengan piramida yang menyambut begitu masuk ke Moerenuma Park. Piramida ini disebut Hidamari, merupakan struktur piramida dari kaca, sekilas mirip dengan piramida di Museum Louvre, Paris, Perancis. Di bagian dalam Hidamari sunguh artistik, pendaran cahaya dan rangkanya membuat bayangan-bayangan simetris di lantai. Resital piano yang sedang diadakan di selasar piramida membuat suasana semakin menyenangkan.
Moerenuma Park adalah taman dua rupa, di musim dingin seluruh taman berselimut putih dan jadilah taman menjadi wahana olahraga salju yang luas. Sementara selain musim dingin, taman akan menghijau dan lapang, dalam kondisi demikian taman ini menjadi tempat bersantai orang-orang Sapporo.
Karena saya datang di musim dingin mau tak mau saya mencoba beberapa olahraga salju yang ada. Ada tiga opsi, mencoba ski, sled atau snowblade. Saya iseng memilih snowblade, saya harus memakai sepatu ski, blade dan tongkatnya. Kesan pertama, susah berjalan karena blade tersebut.
Mencoba meluncur mengikuti salju ternyata lumayan gampang, saya makin semangat apalagi demi melihat opa-oma yang meluncur kencang. Saya pun mencoba semakin kencang, namun yang terjadi adalah saya terjengkang. Rupanya saya tidak bisa menyeimbangkan.
Ternyata snowblade itu susah.
Saya lalu berganti sled dan mendaki Gunung Moere sampai puncak. Gunung Moere adalah satulagi struktur monumental di taman ini. Dengan tinggi 63 meter banyak orang yang mendaki sampai ke atas, tua muda. Sesampai di puncak memang bagus benar pemandangannya.
Namun begitu menatap ke bawah, saya sedikit jeri. Bagaimana jika sled yang saya naiki justru meluncur tak terkendali. Mungkin saya akan menggelundung atau menabrak para pengunjung yang riuh di bawah. Menarik nafas dalam-dalam akhirnya saya luncurkan badan juga.
Sled meluncur, saya menutup mata. Luar biasa sensasinya, meluncur dari ketinggian 63 meter dengan kecepatan tinggi. Rasanya, wuah!
Taman ini walau banyak pengunjung namun sungguh bersih. Tiada sampah tercecer, tampaknya kesadaran orang Jepang yang membuatnya demikian. Mereka menjaga benar fasilitas publik.
Salju di musim dingin membuat taman seluruhnya berwarna putih. Bahkan di sisi belakang, separuh bagian piramida tertutup salju. Namun di sinilah titik keindahannya, salju ini membuat seluruh taman berwarna putih dan tiba-tiba ada piramida menonjol dari bongkahan salju.
Kehebatan Isamu Noguchi yang merancang taman inilah kuncinya. Dengan bangunan-bangunan modern nan artsy membuat taman ini tak hanya tempat bersantai namun juga kumpulan bangunan indah. Jika ke Sapporo, sempatkanlah sejenak berkeliling taman ini, mengunjungi Moerenuma Park Sapporo adalah melihat bagaimana bangsa Jepang begitu menghargai fungsi taman.
Tabik.
NB : Terima kasih untuk Garuda Indonesia Holidays dan City of Sapporo untuk kesempatan tiada dua ini.
Aku mau juga main sled seluncur2an di salju. Semoga kesampean 😉
Mas cumi mah tinggal senyum pasti dapatlaaa.
potonya buagus2 banget Mas 😀
Terima kasih. 🙂
Karena mereka selalu terikat dengan Ie (rumah/arwah leluhur) untuk selalu menjaga kelestarian sekitar.. What a beautiful park 😀
oh gitu ya kak. baru tahu. 😀
Asik banget bisa main-main ke sana.. jadi pengin nyobain main snowblade, makin dibilang susah makin tertantang.
Yuk mas ke sana lagi! Aku pun mauuuu….
Waaaaa….. waaaaa….. waaaaa….. ƪ(♥ﻬ♥)ʃ
(baca: pengen jugaaaa!!)
pan kamu mau ke Jepun lagi kak! Mampir!
sumpah pgn bgt naik ituuu^o^… moga2 thn dpn bisa kesampaian,,seru bgt bacanya mas
amiin mbak! ..saya doakan..
Waaa, ternyata bisa meluncur yak di Mount Moere klo pas lagi musim dingin! Saya kebetulan sempat mampir ke Moerenuma Park waktu musim panas tahun lalu, jadi waktu itu semuanya hijaaaau…
Smoga nanti bisa ke sana lagi pas musim dingin, aamiin..
Yes. 🙂
Taman ini cantik ya di musim yang berbeda.