Akarenga, Salah satu Landmark Sapporo
Akarenga, Salah satu Landmark Sapporo

Salju.

Itulah yang kata yang langsung keluar ketika akhirnya saya berangkat juga ke Sapporo. Dingin memang menyergap begitu saya menginjakkan kaki di Sapporo. Untuk pertama kali pulanya saya orang yang setiap hari dikekang panas sekarang untuk pertama kalinya bersua salju, berjabat tangan dengan hawa dingin dan berteman dengan angin kencang.

Putih memang warna dominan di Sapporo, putih salju, putihnya bukan seputih susu, putih salju lebih lembut dan lebih halus, tidak pekat dan ringan. Di Sapporo sampai pagi ini bahkan salju masih rajin sekali menyerbuki udara Sapporo, tidak pagi tidak malam.

Saya yang tergagap-gagap ketika menyiapkan perlengkapan ke Sapporo karena belum pernah bersua suhu minus derajat celcius akhirnya bisa menyesuaikan diri. Bersua hawa dingin berarti pipi harus siap diterpa angin dingin, gigi gemeratak dan tangan tak mau keluar dari saku.

Hujan Salju Pagi Ini Dari Kamar Hotel.
Hujan Salju Pagi Ini Dari Kamar Hotel.

Sapporo cocok bagi mereka yang mencintai ketenangan. Ibukota Hokkaido ini menawarkan apa yang tidak didapatkan di Tokyo, Osaka atau titik sibuk lain di Jepang, Sapporo memberikan apa yang namanya ritme hidup yang lambat.

Tak siang tak malam, Sapporo sepi selalu. Tiada kemacetan seperti di Tokyo, tiada pula kepanikan atau orang berjalan terburu-buru. Semua terlihat pelan dan berjalan menurut kadarnya, tidak cepat-cepat.

Bagi orang yang selama hidup melihat hijau, melihat putih Sapporo itu menyenangkan juga mengasyikkan. Melihat sesuatu di luar kebiasaan rupanya juga meyegarkan jiwa ya? Di Sapporo saya bisa merenung banyak hal, hasil dari menyelinap di kolom ketenangan yang ditawarkan Sapporo dan masyarakatnya.

DSCF1454.resized
Moerenuma Park

Ternyata Sapporo yang dibilang jauh, dingin, beku dan salju itu bisa menyenangkan juga. Jauh dari apa yang dikatakan orang-orang.

Ya, Sapporo memang sudah sepi di atas jam 9 malam atau jika orang bicara hendak cari apa di Sapporo, ternyata ada banyak hal ihwal yang menarik untuk dinikmati di Sapporo. Kita, wisatawan hanya perlu sedikit rajin untuk mencari.

Selama beberapa hari ke depan saya akan menikmati Sapporo, menghembus nafas yang menghasilkan asap dingin, menikmati

salju dan serbuknya serta menikmati betapa sederhananya Sapporo.

Tabik.

NB : Terima kasih untuk Garuda Indonesia Holidays dan City of Sapporo yang memberikan saya kesempatan pada saya untuk menyapa salju.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

10 KOMENTAR

  1. Duh, jadi kangen hokkaido, selain sapporo kota di hokkaido yang pengen ane sambangi itu otaru 😀 semoga nanti bisa mampir lagi kesana 😀

  2. Subhanalloh, berangkat ke Sapporo ini hadiah ya Mas? Rejeki nggak disangka-sangka banget. Selamat yaaa. Kalau ingat tolong tuliskan nama anak saya “Chila” umurnya baru 5 tahun tapi begitu rindu akan dinginnya salju 😀 Bahkan saat mengambar Gunung Semeru saja di puncaknya Chila gambar lelehan salju 😀

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here