Disclaimer : Review ini akan sangat subjektif, dibuat dari kacamata dan kapasitas saya sebagai seorang Traveler, bukan review dari sudut pandang Fotografer. Ujicoba kamera ini pun hanya dalam tempo terbatas, bukan penggunaan sehari-hari penggunanya. Hasil review akan sangat bisa diperdebatkan. Sekali lagi soal memilih kamera adalah soal kebutuhan dan selera. Semua terserah anda.

Akhir-akhir ini saya intens menggunakan Samsung NX-30 dalam beberapa kesempatan memotret. Saya memang mendapatkan kesempatan untuk mencoba performa kamera terbaru besutan pabrikan Korea tersebut. Jika selama ini mungkin selama ini hanya terkenal dengan produk-produk Smartphone-nya, maka di lini kamera-pun Samsung pun mulai ekspansif dengan menelurkan Samsung NX 30 yang dijuluki Smart Camera ini.

Samsung NX 30 adalah kamera Mirrorless lini terbaru dari Samsung. Spesifikasi teknisnya lumayan untuk ukuran mirrorless, rentang ISO-nya lebar dari 100 sampai 25600, dengan 20 Megapixel, sensornya CMOS, memiliki format RAW, dibekali dengan lensa Samsung OIS 18-55 dengan LCD AMOLED Touchscreen dengan konfigurasi swivel dilengkapi juga dengan built-in flash. Dengan spesifikasi ini sepertinya saya rasa cukup mumpuni untuk dipakai saat traveling.

Ketika mencoba kamera ini saya memfungsikannya sebagai teman jalan-jalan, jadi dalam ekspektasi saya kamera ini harus memenuhi 4 kategori versi saya, yaitu ringan, mudah digenggam, tidak merepotkan dan mudah dipakai. 2 syarat dalam ekspektasi saya sudah terpenuhi, kamera ini ringan, hanya 375 gram. Soal mudah digenggam, kamera ini pas dengan genggaman saya yang gemuk, gripnya pun tidak licin sehingga mantap dalam genggaman.

Kategorisasi saya berikutnya adalah tidak merepotkan. Saya cenderung tidak mau repot membawa kamera, bahkan ketika ber-DSLR pun begitu, DSLR berikut lensa-lensanya saya masukkan dalam tas pinggang/daypack saya. Saya ada tas kamera jadi tidak pernah dipakai, karena sebagai pejalan saya cenderung memasukkan kamera dan bekal perjalanan dalam 1 tas. Untuk ini, ukurannya yang kecil memudahkan saya dan memang tidak merepotkan, kamera ini saya bawa ke Magelang dalam 1 daypack seukuran 30 Liter yang di dalamnya berisi 1 sepatu boots, beberapa helai baju ganti, alat mandi, logistik dan buku. Masih ada ruang yang lega dalam tas dan tentunya untuk kamera dan kelengkapannya.

Karena labelnya sebagai smart camera maka kategori terakhir sepertinya sudah mutlak terpenuhi. Semua menu bisa diakses melalui layar sentuh, atau bisa juga melalui tombol-tombol yang ada di body camera. Karena belum terlalu lama mengulik, saya hanya mencoba sebatas apa yang ingin saya coba, belum mencoba fitur-fitur “wah” yang dibenamkan di kamera ini seperti HDR atau timelapse. Bagi yang membutuhkan hasil cepat, kamera ini memiliki fitur wi-fi yang bisa terkoneksi langsung dengan smartphone baik Android atau iOs. Jadi foto bisa ditransfer langsung dari kamera ke Smartphone, ukuran gambar yang masuk ke Smartphone sudah dikompres ukurannya menjadi sekitar 0,4 Mb per gambar. Setelah itu bisa langsung diunggah di media social, mudah dan cepat.

Bentuk kamera ini serupa DSLR hanya memiliki dimensi yang sedikit lebih kecil dengan DSLR entry level, namun jika bicara soal kemampuan, saya kira lebih mumpuni dibandingkan DSLR entry level. Bagi saya yang setiap moto itu selalu jepret sana jepret sini tanpa pikir panjang, saya terbantu dengan fitur Continous Autofocus. Sementara yang kedua saya juga sangat terbantu dengan banyaknya titik fokus di kamera ini, kamera ini total 247 fokus. Titik fokusnya bisa digeser sesuka hati lewat layar sentuhnya atau lewat tombol di body melalui viewfinder. Sehingga saya tinggal prat-pret-prat-pret.

Untuk mencoba kecepatan autofokus dan perpindahan titik fokus saya mencoba mengambil 2 gambar di tempat yang sama, dengan objek ditata sedemikian rupa untuk membuat perbedaan antara background dan foreground. Selanjutnya juga untuk mencari tahu seberapa jauh DoF yang dihasilkan oleh kamera ini.

SAMSUNG CSC
1/100, f/5. ISO. 800. WB : Auto. Aperture Priority
SAMSUNG CSC
1/125. f/5. ISO 800. WB : Auto. Aperture Priority

Menurut saya berdasar perbandingan 2 foto diatas, untuk urusan autofokus dan perpindahan titik fokus bisa dibilang kamera ini tidak memiliki masalah apapun. Sangat mudah dan cepat, titik fokus yang banyak juga memungkinkan kita leluasa menetukan objek yang akan difokuskan. Untuk DoF pun saya cukup puas, pada settingan diatas, kamera dan lensa bawaannya memberikan ruang ketajaman yang cukup merata

Label Smart Camera sepertinya ditegaskan dalam tombol mode, selain mode standar PASM, dibenamkan juga mode Smart Camera versi Samsung, disini ada mode Panorama, Makro, Landscape, Potrait, RichTones, Panorama sampai ke Mode Long Exposure. Selain itu juga ada assist Wi-Fi untuk transfer data. Selain tombol fitur tadi, tombol lain di body tombol-tombol fiturnya standar, seperti metering, menu, ISO, delete, function AE Lock dan mode shutter. Ukuran tombolnya cukup kecil jadi perlu adaptasi bagi yang memiliki jari yang ukurannya cukup besar.

Swivel di kamera ini sangat fleksibel, sampai 360 derajat. Saya sudah mencobanya untuk mengambil foto sudut rendah, sampai selfie dengan swivel ini. Sementara viewfinder yang dibenamkan di kamera ini adalah viewfinder elektrik dengan sensor retina, sehingga jika kita tiba-tiba ingin menggunakan viewfinder maka tinggal intip lewat viewfinder dan otomatis akan beralih dari layar display di viewfinder yang sama persis dengan di layar.

Karena cukup lama menggenggam kamera ini dan ingin memaksimalkan kemampuan kamera ini dari tangan saya, maka saya mencoba kamera ini dalam beberapa tema foto. Mulai dari yang sangat dasar sampai yang sedikit kompleks. Saya membawa kamera ini di Garut dan Magelang, di 2 tempat inilah foto-foto diambil. Setiap ada kesempatan saya pake kamera ini, kebetulan di kantor saya juga terkadang bertugas sebagai tukang dokumentasi sehingga kamera ini saya gunakan untuk dokumentasi kegiatan kantor.

1. Indoor

Pertama kali saya mencoba kemampuan kamera ini untuk pengambilan gambar dalam ruangan. Kebetulan saya ditugaskan untuk mendokumentasikan kegiatan kantor. Untuk indoor ini saya mengambil beberapa sudut, mulai dari low angle sampai zooming.

1/25. f3,5. ISO 800. Program. FL 18 mm.
SAMSUNG CSC
1/10. f/5. ISO 800. Program. FL 43 mm.
SAMSUNG CSC
1/20. f/3,5. ISO 800. Program. FL 18 mm.

2. Night Shot

Saya membawa kamera ini jalan-jalan malam di Magelang, awalnya saya ingin mencoba mengambil foto pemandangan Magelang di malam hari, namun karena mendung dan sedikit berkabut saya urung melakukannya. Untuk percobaan foto malam, yang pertama adalah saya mencoba membuat foto long exposure. Untuk hasil fotonya memang memuaskan, detail-detail foto tertangkap dengan begitu jelas dan pendar cahaya mampu diurai dengan baik di dalam kamera ini. Jika tak ingin repot setting, pada menu Smart terdapat Mode Light Trace untuk mengakomodasi jenis – jenis foto long exposure.

SAMSUNG CSC
3′. f/3,5. ISO 100. Manual. FL 18 mm.
SAMSUNG CSC
13′. f/13. ISO 100. Manual. FL 18 mm. WB : Auto
SAMSUNG CSC
3′. f/4. ISO 100. Manual. FL 18 mm.

Opsi kedua adalah mencoba kemampuan ISO tinggi kamera ini dalam kondisi low light. Hal ini saya lakukan untuk mencoba sejauh mana kinerja ISO tinggi yang dimiliki oleh Samsung NX 30. Setelah dicoba, memang fitur noise reduction-nya bekerja baik, akan tetapi kinerja untuk mengurangi noise tersebut mengorbankan sisi detail foto, sehingga jika dipakai di ISO tinggi detailnya agak berkurang, untuk sampai ISO 1600 memang tidak kentara, tapi jika sudah ISO 1600 sudah terasa noise namun sudah diantisipasi dengan baik oleh kamera ini, hanya memang detailnya mengalami degradasi. Berikut foto yang saya ambil dengan ISO 6400 dan 12800, semua foto diambil di Kota Magelang.

SAMSUNG CSC
1′. f/20. ISO 6400. FL 18 mm.
SAMSUNG CSC
1/3. f/20. ISO 12800. Manual. FL 18 mm.

Bandingkan dengan foto di bawah ini yang saya ambil dengan ISO rendah, terasa sangat berbeda bukan? Tapi tentunya dengan ISO kecil saya harus mengompensasinya dengan bukaan yang lebih lebar dan kecepatan rana yang lebih lama, tapi detail gambar tidak dikorbankan begitu juga menimalkan noise yang muncul.

SAMSUNG CSC
30′. f/20. ISO 200. FL 18 mm.

3. Landscape Untuk foto landscape kamera ini saya bawa ke Stumbu, salah satu spot untuk memotret sunrise paling populer di Magelang dengan pemandangan Candi Borobudur, Gunung Merbabu dan Merapi. Yang sedikit menyusahkan di sini adalah transisi antara gelap-terang yang cepat sekali, pun dengan kabut tipis disertai awan yang membuat warna panorama menjadi flat. Biasanya saya membawa filter untuk memotret landscape, tapi untuk kali ini saya hanya bermain-main White Balance untuk mendapatkan pendar mentari yang saya inginkan.

SAMSUNG CSC
1/8. f/7,1. ISO 800. FL : 55 mm. WB : Auto
SAMSUNG CSC
1/8. f/8. ISO 200. FL : 55 mm. WB : Fluorescent Daylight

Foto pertama White Balance menggunakan Auto, dengan begitu warna yang dihasilkan adalah warna natural seperti apa adanya, kabut putih dan semburat jingga di langit. Nah, saya biasanya akan menggunakan beberapa filter tambahan untuk memanipulasi warna agar warna sunrise lebih dramatis, karena saya tidak ada filter yang pas dengan lensa Samsung akhirnya saya bermain White Balance. Saya set ke Fluoroscence Daylight untuk gambar kedua, efeknya adalah membuat warna menjadi lebih hangat, dengan begitu rona merah muda khas matahari terbit bisa merata di horizon mulai dari langit, batas langit sampai daratan. Perubahan tone warna ini membuat efek dramatis di dalam foto.

Untuk foto di Stumbu seharusnya membawa 2 lensa, Wide untuk mendapatkan sudut lebar sehingga Candi Borobudur, Gunung Merapi dan Merbabu serta sunrise bisa berada dalam 1 frame sementara lensa kedua adalah lensa tele untuk mendapatkan detail Borobudur dan layer kabut. Namun jika untuk sekedar menikmati sunrise, dengan lensa bawaan 18 – 55 pun sudah cukup.  Untuk foto diatas saya maksimalkan focal length pada lensa sampai mentok di 55 mm. Untuk foto berikut bagaimana penampakan ketika sunrise di Stumbu dan beberapa foto snapshot di lokasi yang diambil dengan kamera ini.

SAMSUNG CSC
Detik-detik jelang mentari muncul dari punggungan gunung. 1/250. f/9. ISO 100. WB Auto. FL 55 mm. Dengan settingan seperti ini saya berhasil menangkap detail bundar matahari dan layer kabutnya.
SAMSUNG CSC
Ambience langit pasca Matahari terbit. 1/160. f/11. ISO 100. WB : Daylight. EV : +0.3 EV.
SAMSUNG CSC
Siluet para pencari mentari. 1/640. f/11, ISO 100. WB : Daylight, EV : +0.3 EV

4. Street Photography

Salah satu genre fotografi yang akhir-akhir ini cukup populer dan sedang saya pelajari. Banyak teori tentang street photography, namun yang baru saya pahami tentang street photography adalah bagaimana merekam momen yang muncul tiba-tiba. Salah satu teknik pengambilan gambarnya adalah dengan candid, maka kamera ini sebenarnya memenuhi syarat untuk itu. Bentuknya yang cukup kecil membuat leluasa untuk mengambil foto secara candid, swivel dan ekstensi pada viewfinder yang bisa ditekuk ke atas sampai 80 derajat memungkinkan untuk mengambil sudut-sudut foto yang unik.

SAMSUNG CSC
Terus mendaki kawan. 1/80. f/4,5. ISO 400. WB : Otomatis, Proses edit dari Warna menjadi Black and White melalui editor picture di kamera. Lokasi di Perbukitan Menoreh, Borobudur, Kabupaten Magelang.
SAMSUNG CSC
Melihat Siapa? 1/20. f/11. ISO 100. WB : Auto. Proses edit dari Warna menjadi Black and White melalui editor picture di kamera. Lokasi di Pecinan, Kota Magelang.

5. Portrait

Untuk mencoba detail-detail yang bisa ditangkap kamera ini saya mencoba mengambil portrait. Objeknya adalah orang-orang yang ada di sekitar saya, teman-teman kantor dan keluarga. Di kamera juga sudah dibenamkan fitur portrait, yaitu di menu Smart, dan pilih Beauty Face. Memotret Portrait dengan kamera ini menjadi sangat mudah, tidak perlu lagi susah-susah setting, kecuali untuk memotret portrait di kondisi tertentu yang membutuhkan pengaturan khusus.

SAMSUNG CSC
Adik. 1/3. f/4.5. ISO 400. Lokasi : Magelang

 

SAMSUNG CSC
1/60. f/8. ISO 200. Lokasi : Puncak Darajat, Garut.
SAMSUNG CSC
Teman kantor. 1/50. f/5. ISO 800
SAMSUNG CSC
Nenek. 1/3. f/4.5. ISO 400.

Nah 5 genre fotografi yang berbeda-beda tadi sudah saya coba untuk mengetahui sejauh mana kehandalan Samsung NX 30. Namun ada catatan dari saya tentang performa kamera ini, harapan saya beberapa catatan ini bisa dijadikan pertimbangan untuk tambahan fitur atau perbaikan bagi kamera ini kedepannya.

Catatan :

  • Viewfinder pada kamera ini memang bagus, elektrik dengan sensor retina, perpindahan dari LCD ke viewfinder pun cepat dan smooth. Hanya saja ukuran viewfindernya terlalu kecil dan ini menyebabkan adanya distorsi yang cukup mengganggu saat mengintip melalui viewfinder.
  • Assist untuk autofokus jika di bidang gelap atau cahaya yang sedikit tersendat. Karakteristik ini mungkin bisa diperbaiki mengingat fitur continous autofocus dan banyaknya titik fokus sudah cukup membantu.
  • Tidak adanya headphone port, mungkin bisa ditambahi agar kemampuan pengambilan video di kamera ini lebih maksimal.

Kesimpulan :

Karena waktu yang terbatas, saya belum mencoba semua fitur di kamera ini. Beberapa fitur yang lumayan sering saya gunakan seperti Burst Shot, Panorama, HDR belum pernah saya coba di kamera ini. Namun untuk pengambilan gambar yang bersifat umum saya sangat merekomendasikan kamera ini. Samsung NX 30 memenuhi ekspektasi saya akan sebuah kamera yang handal untuk dibawa traveling. Hebatnya nyaris semua fitur-fiturnya memenuhi kebutuhan untuk foto traveling baik untuk mengejar momen ataupun untuk memotret landscape. Saya kira Samsung memang sangat serius  di jajaran Mirrorless dan mungkin NX 30 pantas untuk menjadi andalannya.

NX 30 memiliki jangkauan luas untuk mereka yang memang penghobi foto ataupun mereka yang awam kamera. Untuk percobaan saya juga memberikan kamera ini pada adik saya agar dia turut memotret, adik saya nyaman memakai kamera ini. NX30 rupanya sangat ramah bagi mereka yang awam kamera. Adik saya yang tidak pernah mengakrabi kamera nyaman-nyaman saja menggunakannya.  Maka saya berani merekomendasikan kamera ini bagi yang ingin beralih ke mirrorless. Dengan fitur seabrek dan user friendly kamera ini pantas menjadi pilihan terbaik.

Tabik.

Foto-foto lain.

SAMSUNG CSC
Sate Kambing. 1/250. f/5,6. ISO 200.
SAMSUNG CSC
SPT Tahunan. 1/50. f/3,5. ISO 200.
SAMSUNG CSC
Stumbu On One Frame. 1/13. F/9. ISO 200. WB : Daylight
SAMSUNG CSC
Bless. 1/10. f/4,5. ISO 400. Lokasi : Gereja Burung, Bukit Rhema, Borobudur, Kabupaten Magelang
SAMSUNG CSC
Karst Menoreh. 1/2500. f/4,5. ISO 400. Kamera ini canggih, mampu mendeteksi gelap terang dengan cepat. Perbedaan kontras yang cukup banyak mampu diatasui dengan baik.
SAMSUNG CSC
Gereja Burung Bukit Rhema. 1/1600. f/4,5. ISO 400. Gereja ini dibangun pada 1994 dan terbengkalai sejak 1998. Lokasinya cantik, di sebuah puncak di Bukit Menoreh.
SAMSUNG CSC
Adik. 1/1600. f/4,5. ISO 400. Saat trekking ringan di Perbukitan Menoreh, Borobudur, Kabupaten Magelang

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

  1. Halo kak , boleh tanya .. Saya punya kamera nx30 juga tapi kenapa sy ga ad fitur beauty face yah ? Terus apa selama memakai kamera ini .. Pada saat foto d transfer k ios / hp lainnya apakah terjadi penurunan kualitas gambar ? Seperti agak berkabut , tidak contrast ? Soalnya saya mengalami hal tersebut ..

    • Siang Michelle. 🙂

      Untuk fitur beauty face ada di fitur Creative Exposure Modes. Jadi Michelle harus masuk ke mode tersebut sebeulum ke Beauty Face.
      Transfer ke IoS/Hape lain menggunakan apa Michelle? Jika menggunakan Wi-fi memang akan terjadi penurunan kualitas gambar karena ukurannya akan dikompresi. Kecuali Michelle memindah secara manual, dari Kamera ke HP tanpa mengurangi ukuran gambar dan formatnya.

      Salam

  2. wah kak, kebetulan saya lagi second camera, dan sepertinya akan ke mirrorles dibandingkan digicam, karena hasilnya hampir sama dengan kualitas DSLR.

    jujur aja untuk mirrorless Samsung saya pandang sebelah mata dibandingkan misalnya Fujifilm or Sony, tapi dari hasil tulisan diatas, cukup tertarik juga ya

    yang disayangkan foto-foto dari body kameranya justur nggak ada, even saya bisa sih googling, tapi kan enaknya bisa sekalian ya mas. lalu dari hasil foto-fotonya mumpuni juga ya mas, ciamik lah 😀

    anyway jadi bisa dipertimbangkan lebih lanjut nih kak. 🙂

    http://ardikapercha.com/

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here