Postingan ini adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan yang sering muncul sampai sekarang, pertanyaan yang seringkali hanya saya jawab sambil tertawa. Bukan karena bosan, tapi sebenarnya karena pertanyaan tersebut sebenarnya sudah ada jawabannya.

Kamu PNS, kenapa jalan-jalan terus?

Lalu kenapa? ada yang salah jika PNS jalan-jalan? Jalan-jalan adalah hak asasi setiap manusia, tidak ada batasan entah dia itu PNS, swasta, pengangguran, mahasiswa, itu hak mereka. Bebas, tidak ada yang melarang, terkadang yang membatasi seseorang untuk jalan-jalan adalah dirinya sendiri dan ketakutan-ketakutan yang muncul dari pikirannya sendiri.

Kamu pasti punya banyak duit, bisa jalan-jalan terus…

Kalau punya banyak duit kenapa saya masih jadi PNS? Kuncinya bukan pada banyak duit, tapi bagaimana mengelola duit yang saya punya. Untuk jalan-jalan saja saya punya rekening khusus, tabungan berjangka, setiap awal bulan sebagian gaji saya langsung didebet masuk ke rekening tersebut. Tidak bisa diganggu gugat sampai saat saya jalan-jalan uang itu akan saya ambil.Β Karena prioritas saya untuk jalan-jalan, maka alokasi uang saya untuk jalan-jalan. Saya bukan gadget freak dan tipe orang yang memakai barang sampai rusak.. Selain itu saya juga baru akan membeli suatu barang jika saya memang benar-benar butuh barang tersebut. Sehingga pengaturan uang saya sangat-sangat fleksibel.Β Kunci terakhir kenapa saya pengelolaan uang saya bisa sukses adalah karena saya hidup di kota kecil dengan biaya hidup sangat minim. Sehingga pengeluaran rutin bulanan saya bisa sangat ditekan.

Bagaimana dengan pekerjaan?

Saya terbiasa mengerjakan semua pekerjaan di awal dan Β menyelesaikannya dengan segera. Bekerja seperti itu akan lebih efektif dan akan memiliki waktu senggang setelah pekerjaan selesai. Saat jalan-jalan pun saya pasti akan menyelesaikan semua pekerjaan terlebih dahulu. Pekerjaan bagi saya tetap saya nomorsatukan, setelah itu baru jalan-jalan. Bukankah kewajiban dilaksanakan terlebih dahulu baru kita boleh menuntut hak?

Cutinya kog ga habis-habis?

Ya habis lah..biasanya langsung habis seketika..

Terus?

Ya, biasanya ijin atasan. Tapi nanti pasti potong absen.

Tidak takut dipotong absen?

Lho, itu sudah resiko. Setiap saya jalan-jalan pasti absen saya dipotong. Entah telat, entah pulang cepat, entah ijin. Yang jelas bagi saya, resiko itu harus dihadapi. Kalau memang resikonya ya hadapi dan dipotong absen itu memang sudah konsekuensi. Lebih baik saya dipotong absen daripada tidak jadi traveling. Terkadang terlalu sibuk memikirkan absensi justru malah menggagalkan jalan-jalan, kalau absen tidak mau dipotong ya tidak usah traveling. Itu sudah.

Apa Tidak Capek?

Terkadang capek fisik memang mendera. Tapi kalau melakukan sesuatu yang disukai dan membuat bahagia, rasa capek itu akan sirna sendiri. Yang penting selalu menjaga kondisi tubuh dan tahu sinyal tubuh saat mulai lemah jadi bisa beristirahat. Saya juga memaksakan diri untuk merutinkan olahraga setiap sore, voli, basket, badminton dan jogging adalah menu olahraga sore saya. Mencoba untuk menjaga kondisi badan tetap fit.

Iri Sama Kamu, Pengin Jalan-jalan Tapi Ga Ada Waktu..

Nah, ini komentar terakhir yang sering muncul untuk saya. Kenapa harus iri? kalao saya bisa seharusnya anda juga bisa. Kuncinya ada di kemauan, traveling itu sebenarnya tidak perlu terlalu banyak berpikir. Terlalu banyak berpikir terkadang justru ribet dan malah menggagalkan rencana traveling.

Kalau alasannya tidak ada waktu itu terlalu berlebihan. Kita semua sama-sama memiliki waktu 24 jam sehari, 7 hari dalam seminggu. Jika tidak ada waktu, maka ciptakanlah waktu sendiri, jalan-jalan tidak melulu menghabiskan uang. Tapi adalah soal bagaimana menghargai diri sendiri, menghadiahi diri sendiri dengan pengalaman-pengalaman baru.

Iri dan alasan-alasan tadi hanyalah pembenaran, lagipula iri itu tidak sehat, penyakit hati, dosa pula. Lebih baik mari berjalan, kawan. Tak usah yang jauh-jauh dulu, yang dekat-dekat. Maknai perjalananmu, dapatkan hal yang baru. Dan jadikan iri itu sebagai motivasi. (malah jadi Mario Teguh gini).

Nah, itu tadi beberapa pertanyaan dan komentar yang sering ditujukan untuk saya. Dan itu tadi jawaban-jawaban saya. Intinya sih, semua ada konsekuensi masing-masing dan setiap orang memiliki gaya hidupnya sendiri-sendiri. Ini adalah bagaimana saya mensiasati hak saya jalan-jalan dengan kewajiban saya sebagai PNS. Anda? bisa saja beda.

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

36 KOMENTAR

  1. Ahaha suka banget Mas nya!!!

    Masih butuh banyak belajar managemen waktu Dan uang nih saya..no..not for traveling only,but also for my whole life..

    Thx Mas..

    Mendidik..

    Sent from Samsung Mobile

  2. Beberapa banyak yang rela makan rantangan dengan 1 lauk & 1 sayur di dalam kubikel supaya bisa berpetualang. Dan mengenai absen, gak banyak yg tahu betapa “horornya” potongan absen kita. Konsekuensi yg harus dibayar jika ingin tetap ‘waras’ & ketenangan batin.

  3. kalau PNS pusat yang sudah remunerasi tetapi tugasnya di daerah pinggiran yang pastinya uang sudah tidak menjadi persoalan lah……percaya!

  4. keren tulisannya masnya…

    saya sering dianggep banyak duitnya karena mungkin menurut ‘mereka’ saya sering jalan-jalan. padahal yaaa… itu tadi, kembali ke prioritas keuangan. walau saya sendiri belum punya tabungan yang memang khusus buat jalan-jalan. hehe

    sama tentang waktu juga, suka dapat komentar, ga capek ta? wes kerja lima hari, wiken-wiken kok dibawa naik gunung. terus juga masih ada tambahan, masih sempat baca-baca buku pula, masih sempet ikut-ikut komunitas pula… *saya cuman ngelus dada*

    *ikut curcol… hihihihi

    • terima kasih mbak put sudah mampir. πŸ™‚

      betul sekali, terkadang orang lain sebenarnya tidak tahu proses yang kita lakukan. tapi begitu tahu prosesnya mereka diam dan mundur dengan berbagai alasan, tanpa pernah mau mencoba. hanya berkomentar saja.

      semoga tulisan ini bisa menjawab pertanyaan “mereka” ya?

      salam.

      • sama satu lagi mas, sampean suka dapat pertanyaan ini ndak? kalo ke tempat ini kira-kira abis berapa sih? kalo ke sana berapa sih? padahal kan mau abis berapanya tergantung budget dan gaya travelling kita.

        *balik mantengin kerjaan

        • haha..kalau itu sudah tak terhitung dan ga pernah saya jawab.
          makanya saat saya bikin blog ini, juga saya desain agar tidak ada postingan kemana dan habis berapa.

  5. Jalan2 tetap bisa jalan tanpa harus memotong jatah cuti, tidak butuh banyak uang, dan tidak perlu jauh-jauh tetapi jalan2nya tetap berkesan. Misalnya seperti yang di Lasem kemarin πŸ˜€

  6. kalo kata Lalu, jika kamu merasa miskin, jalan-jalan lah. nah berarti jalan-jalan ga perlu banyak duit kan. yang penting ada kemauan. traveling kan proses belajar dan menikmati perjalanan itu sendiri.

  7. ahahaha .. bernas tulisannya, chan ..
    mo jalan ya jalan aja ..
    manage duit, manage waktu, manage hati ..

    get your own experience, right ?! πŸ˜‰

  8. nemu blognya mas di google, gr2 tips nglolosin carrier 60L ke kabin :)).

    Setuju banget ama artikel ini mas, sering ditanyain kyk gitu dan slalu butuh banyak alasan ngompor2in orang lain bwt mau ikut travelling.
    klo aku ama temen2ku ada tabungan bersama bwt travelling dan harus bener2 ngirit cuti

    kapan2 travelling bareng yuukk mas πŸ˜€

  9. wihihi…toss mas!
    saya juga sering dikatain sampe telinga panas “wah duitmu ora entek2 yo nien, mlaku2 wae” dan saya cuma mesam-mesem. πŸ˜› *nek wes akeh duit mah aku ora kerja kantoran maneh. πŸ˜›
    pertanyaan lain…kok bisa kamu ke pedalaman kota X? gimana nginepnya, keamanannya? klo lagi sensi sih jawaban saya..bisa ngomong kan mba/mas? ya kenalan dong sama orang lokal. hihihi.. πŸ˜€ *kejam yak πŸ˜›

    btw, salam kenal. πŸ™‚

  10. Sepakat sama posting ini. Masing-masing orang punya gayanya sendiri. Awalnya juga merasa blog dan jalan-jalanku bukan backpacker banget, padahal bukan jenis orang dengan duit berlimpah. Sudah begitu sering males nulisnya. Ngendon deh foto-foto di hardisk. Tambah pula destinasiny juga sangat terbatas. Eh malah ketemu tulisan ini. Makasih ya, membacanya jadi merasa diingatkan lagi. Kita punya gaya sendiri2, nggak perlu mencontoh orang lain. Bukankah setiap orang bepergian dengan cara yang berbeda? Hehehe. Makasih sekali lagi

  11. Iihhhhh ini aku bgt mas^o^…… Aku tuh saking cintanya ama traveling, sampe2 gaji masuk ITU 60-70% lgs alokasi bust traveling dia tabungan khusus. Sisanya Baru untuk jajan sebulan :p kebetulan biaya Rumah tangga itu urusan suami πŸ˜€

    Utk cuti jg, krn aku jatahnya 18 hr setahun, jd aku biasa ngambilnya sekaligus. Prinsipku, nabung 11 bulan utk foya2 alias jalan2 3 minggu :D.

    Untungnya aku bkn pecinta gadget yg slalu gnti tiap bln. Makanya utk gadget aku lbh milih beli yg berkualitas tinggi, wall mahal tp tahan lama sampe 3-4 thn kedepan. πŸ™‚

    Traveling ITU kebutuhan primer buatku πŸ™‚ JD apapun aku lakuin utk traveling. Tujuan aku kerja, ya utk biayain aku jalan2 gajinya πŸ˜€

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here