menurut wikipedia :
Backpacking is a form of low-cost, independent international travel. It includes the use of a backpack or other luggage that is easily carried for long distances or long periods of time; the use of public transport; inexpensive lodging such as youth hostels; a longer duration to the trip when compared with conventional vacations; and an interest in meeting the locals as well as seeing the sights.
lebih lanjut lagi menurut wikipedia :
Of importance in backpacking is a sense of authenticity. Backpacking is perceived as being more than a vacation, but a means of education.
kemudian pada artikel wikipedia terdapat kritik pada aktivitas para backpacker :
However, the perception of backpackers seems to have improved as backpacking has become more mainstream. Another criticism is that even though one of the primary aims of backpacking is to seek the “authentic”, the majority of backpackers spend most of their time interacting with other backpackers, and interactions with locals are of “secondary importance.”
lengkapnya tentang backpacking di Wikipedia bisa dilihat disini : http://en.wikipedia.org/wiki/Backpacking_(travel)
bagi saya, di saat para backpacker mengajak untuk berwisata ala ransel dan melepas koper namun ironisnya ransel yang dipakai harganya nya bisa 2 kali lipat harga koper. lalu menyandang backpack / ransel kemana – mana dan melabel backpacker.
maka, sudahkah sebagai backpacker membaca kembali apa itu definisi backpacker, terutama yang saya garis tebal :
1. Tertarik bertemu orang lokal sama halnya tertarik saat melihat pemandangan
2. Backpacker tidak semata liburan, namun juga sarana edukasi. mengedukasi, diedukasi.
3. Menjadikan interaksi dengan orang lokal sebagai prioritas utama, dibandingkan lebih banyak menghabiskan waktu dengan sesama backpacker.
maka daripada itu, sudahkah kita benar-benar seorang backpacker?
Tabik.
Pagi2 udah baca postingan ini. Yeay!!
Hahaha..
I’m not backpacker o:)
Heheheh..
Kalo dibilang ‘Traveling in long period’ haha.. Gak bukan gue…
‘do I use backpack?’ Yes I do.. Soalnya cuma itu yg dipunya Dan paling simple dibawa..
‘Communicate with locals’ walau saya gak bisa disebut backpacker.. Saya suka melakukan ini.. Haha..berinteraksi dengan orang yg ditemui dijalan / ditempat yg kita singgahi itu seru..banyak budaya, informasi & kadang humor lokal yg bisa digali x)) *maap buat yg humor, tapi kadang orang lokal itu lucu2* :p
Overall.. I’m not a backpacker enough mas.. What bout you?
Btw.. Nice criticism! Like it.
Powered by Telkomsel BlackBerry®
i am not a backpacker too.. 🙂
I… just want to travel,, ada yang mau kasi sponsor? projectlah minimal, no project no travel *sedih*
*pukpuk*
Untungnya saya nggak pernah ngaku seorang backpacker karena emang bukan hehhee…
Pake backpack tapi jalan independent, kalo waktu liburan mepet ya bayar city tur demi sedikit puas refreshing-nya dari kerjaan kantor yang numpuk sampe ubun-ubun hehe…
Bacaan yang menohok orang yang ngaku backpacker… Empat jempol!!! 🙂
🙂
Btw, baru liat di Komputer…Itu poto dimana mass??~! Luas amat padang rumputnya?
di Bali..tanah lot. 🙂
Belon kayaknya secara pake backpack tp gak punya waktu berlama2 disatu tempat hiks
🙂
saya baru mau tau malah rasanya jadi backpacker hehhee
cobalah mas rio. XD
eih, suka banget bahasan ini. terutama point 1.
point 2 juga suka.
point 3 juga, penting bangett… kalau tidak, mau dapat cerita dari mana???
saya kira antara 1,2,3 harus melengkapi satu sama lain..
hanya saja saya menyoroti sekarang ini kebanyakan melupakan nomor 3. 🙂
betul mas, terakhir aku ke belitong ikut trip yang ditemukan di salah satu forum backpacker. eh, sama operatornya nggak dikasih guide sama sekali, nggak dapat cerita apa-apa, selain tempat-tempat indah. sampai akhirnya pada hari ketiga aku ‘menculik’ si driver yang asli orang sana untuk ngopi-ngopi, eh, malah dapat banyak cerita keren.
hiyak tul..mungkin begitu salah satu contohnya.. 🙂
beruntung sekali ya mbak indri, bisa lebih jauh menggali cerita di belitong..top!
menurut gue label backpacker ini udah overused.
kriteria-nya tinggal kepemilikan atas ransel.
kemarin pas ke SumBar, 75% penumpang pesawatnya be-ransel.
kangen sekali rasanya gue dengan sikopermerah.
pengen anti-mainstream. pengen jd hipster. *digaplokmassa*
oh well, gue kan hanya seorang fakir liburan. 😀
nah lho..lha kemaren aku juga malah pake tas jinjing..hahaha. 😀
bukan masalah overused atau enggak sih, tapi make backpack emang efisien *kalau packingnya bener* dibawa jalan kaki puluhan kilometer juga no problem. soalnya saya seneng banyak jalan kaki kalau traveling 🙂
heuheu..
ya itu dia..kalo udah pake backpack langsung melabel backpacker.